Sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi. Dengan Sifat totipotensi, tumbuhan baru dapat dibudidayakan melalui teknik tertentu, yakni kultur jaringan. Kultur Jaringan adalah teknik mengukur atau membiakkan jaringan untuk memperoleh individu baru. Hal ini karena sel tumbuhan memiliki sifat dasar yang disebut totipotensi sel. Sifat totipotensi sel ini merupakan sifat sel yang mampu menjadi individu baru yang utuh jika berada pada lingkungan yang sesuai.
Sifat totipotensi pertama kali ditemukan oleh
G. Herbelandt pada tahun 1898, seorang ahli fisilogi Jerman.
R.C. Steward pada tahun 1968 menguji teori tersebut menggunakan empulur worterl. Satu sel empulur wortel yang dikultur dapat tumbuh menjadi individu baru. Kultur jaringan merupakan proses yang sederhana.
Baca artikel lainnya:
Hakikat Sistem Demokrasi Negara Indonesia
Berbeda dari teknik perbanyakkan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Oleh karena itu teknik ini sering kali disebut dengan
Kultur In Vitro. Dikatakan
In vitro (bahasa latin), berarti
di dalam kaca karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Bagian kecil dari tanaman yaitu sel, jaringan atau organ yang digunakan untuk memulai suatu kultur disebut
eksplan. Eksplan yang digunakan di dalam kultur jaringan harus yang masih muda, sel-selnya masih bersifat meristematis dan belum mengalami proses diferenisasi.