Jika anda menguraikan senyawa air melalui elektrolis, Anda akan memperoleh gas hidrogen dan oksigen. Anda akan mendapati bahwa hidrogen dan oksigen tersebut memiliki perbandingan volume yang selalui tetap yaitu 2:1. Kemudian, jika massa gas-gas tersebut anda timbang secara teliti, Anda akan memperoleh perbandingan massa yang selalu tetap pula, yaitu 1:8. Hal ini berlaku untuk elektrolis senyawa air dari manapun sumber airnya, seperti air sungai, air sumur, air hujan, maupun air es.
Gejala perbandingan tetap yang terdapat pada penguraian air tersebut, juga terjadi pada penguraian senyawa lain, misalnya gas amonia (NH
3). Penguraian amonia menghasilkan gas nitrogen dan gas hidrogen dengan perbandingan volume 1:3 dan perbandingan massa 14:3. Adapun penguraian senyawa padatan, seperti besi sulfida, tidak menghasilkan gas sehingga hanya diperoleh data perbandingan massanya. Pada penguraian senyawa besi sulfida tersebut diperoleh perbandingan massa besi dan belerang selalu 7 berbanding 4 (7:4).
Anda sudah mempelajari bahwa pada penguraian suatu senyawa selalu diperoleh perbandingan volume atau perbandingan massa unsur-unsur pembentuknya yang tetap. Bagaimana dengan proses pembentkan suatu senyawa?. Apakah perbandingan zat-zat yang bereaksi juga selalu tetap? Perhatikan data pembentukan senyawa air dari gas hidrogen dan oksigen berikut ini.
Berdasarjab data tersebut,perbandingan massa oksigen dan hidrogen yang diperlukan untuk membuat senyawa air ? Apakah perbandingan ini selalu tetap? Jika anda mereaksikan 5 g hidrogen dengan 45 g gas oksigen, berapa massa air yang terbentuk? Apa kesimpulan anda mengenai hal tersebut?
Ternyata, jika gas hidrogen direaksikan dengan gas oksigen dengan perbandingan massa 5g : 45g dan 5g : 40 g, massa oksigen yang bereaksi hanya 40 g dan bersisa 5 g sehingga massa air yang terbentuk tetap 45 g, bukan 50g. Begitu pula jika massa hidrogen ditambah. Misalnya, 2 g gas hidrogen direaksikan dengan 8g gas oksigen. Senyawa air yang terbentuk tetap 9 g, bukan 10 g karena jumlah hidrogen yang beraksi hanya 1 g, sedangkan 1 g sisanya tidak bereaksi.berikut H
2(1 g) + O
2 (8 g) = H
2O (9 g )
Dari hasil eksperimen yang dilakukan
Joseph Louis Proust (1807) ditemukan fakta sebagai berikut:
Perbandingan massa unsur-unsur dalam setiap senyawa adalah selalu tetap. Inilah yang menjadi salah satu hukum dassar kimia yang kemudian dikenal sebagai
Hukum Perbandingan Tetap atau Hukum Proust. Perhatikan data reaksi hidrogen dan oksigen menghasilkan air berikut!.
Bagaimana hubungan data reaksi tersebut dengan Hukum Kekekalan Massa? Reaksi tersebut seolah-olah tidak memenuhi Hukum Kekekalan Massa, bukan? Benarkah demikian? Ingat, bahwa dalam hasil reaksi terdapat sisa unsur yang tidak bereaksi. Jika massa unsur yang tidak bereaksi ini diukur dan diperhitungkan, diperoleh data sebagai berikut:
Perhatikan massa yang di cetak tebal, ternyata, jumlah massa unsur-unsur sebelum bereaksi sama dengan jumlah massa sesudah reaksi, yaitu jumlah massa senyawa yang terbentuk dan massa unsur sisa yang tidak bereaksi. Jadi, reaksi tersebut sesuai dengan Hukum Kekekalan massa. Apakah data pada gambar diatas juga menunjukkan berlakunya Hukum Perbandinga Tetap?.